Tanjungpinang – Meningkatnya jumlah lalu lintas hewan sapi dan kambing yang masuk ke wilayah Bintan dan Kota Tanjungpinang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat jelang Iduladha 1442 H, memiliki resiko tinggi terhadap masuk dan menyebarnya hama penyakit hewan karantina (HPHK). Karantina Pertanian Tanjungpinang melakukan koordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kesehatan Hewan (DKP2KH) Provinsi Kepulauan Riau (09/07).
Banyaknya sapi bali yang dilalulintaskan ke Bintan dan Kota Tanjungpinang dari Sumatera berpotensi membawa penyakit jembrana. Penyakit jembrana adalah penyakit hewan menular pada sapi bali yang disebabkan oleh virus, dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup besar karena angka kesakitan dan angka kematiannya relatif tinggi.
Penyakit jembrana merupakan penyakit yang tidak bersifat zoonosis, sehingga tidak dapat menular dari hewan ke manusia maupun sebaliknya. Upaya yang dapat dilakukan terhadap sapi yang terinfeksi adalah dengan terapi supportif, memberikan vitamin penguat daya tahan tubuh dan membasmi vektor.
Untuk mengantisipasi penyebaran penyakit tersebut maka Kepala Karantina Pertanian Tanjungpinang, Raden Nurcahyo Nugroho, mengambil langkah-langkah strategis dan berkoordinasi dengan DKP2KH Provinsi Kepri, yang disambut baik oleh drh. Honismandari, selaku Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan bersama dengan drh. Ana Dela, selaku kepala UPTD Balai Pelayanan Kesehatan Hewan.
DKP2KH menyambut baik dukungan dan perhatian yang diberikan oleh Karantina Pertanian Tanjungpinang, dalam upaya menanggulangi penyakit hewan yang ada di Kota Tanjungpinang khususnya penyakit jembrana.
Honismandari juga menaruh harapan besar kepada rekan-rekan Karantina Pertanian dan mengajak bersama untuk membangun Kepri, mengamankan negeri, mewarnai Kepri serta mengukir sejarah di Kepri.
Sebagai penutup Raden juga menyampaikan support dan dukungan karantina pertanian terhadap Dinas dalam melaksanakan program pengendalian penyakit hewan di daerah melalui surveillans yang dilakukan pada kegiatan pemantauan dan KIE kepada peternak tentang penyakit dan pentingnya Lapor Karantina.