Tanjungpinang – Geliat ekspor komoditas pertanian berupa produk olahan kelapa dari Bintan terus berlanjut, hal ini sesuai harapan Menteri Pertanian untuk sukseskan Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) komoditas pertanian. Bangladesh kembali menerima Low Fat Dessicated Coconut (LFDC) atau kelapa parut kering asal Bintan untuk kali ketiga (19/02).
Pejabat Karantina Pertanian Wilker Tanjung Uban melakukan pemeriksaan terhadap produk olahan kelapa di PT BOF, Kawasan Industri Lobam sebagai tempat lain pemeriksaan karantina, yang ditetapkan oleh Kepala Karantina Pertanian Tanjungpinang sesuai Permentan 38/2014 tentang tindakan karantina di luar tempat pemasukan/pengeluaran.
Pemeriksaan yang dilakukan oleh Pejabat Karantina bertujuan untuk memastikan kesesuaian administrasi, fisik dan jumlah media pembawa OPT/OPTK yang dilaporkan oleh pemilik barang serta kesehatannya. Ekspor kelapa parut kali ini berjumlah 36 ton dengan nilai Rp355 juta.
“Ini adalah ekspor yang ketiga yang dilakukan BOF ke Bangladesh, dengan lancarnya ekspor ke beberapa negara tujuan atas produk olahan kelapa, kita optimis program Gratieks akan terlaksana,” ujar Raden, Kepala Karantina Pertanian Tanjungpinang.
Berdasarkan data IQFAST Karantina Pertanian Tanjungpinang, dua bulan pertama di tahun 2020 hanya ada satu kali ekspor produk olahan kelapa berupa santan kelapa tujuan Jerman, sementara di tahun 2021 sampai Februari ini sudah 7 kali ekspor produk olahan kelapa berupa santan kelapa dan kelapa parut kering (LFDC) dengan tiga negara tujuan, yaitu Jerman, India dan Bangladesh.
SobatQ, Pohon kelapa memiliki manfaat yang sangat banyak, dari bunga, kelapa muda, kelapa tua, sabut kelapa, tempurung kelapa, daun kelapa bahkan batang kelapa semua dapat dimanfaatkan. Bila tersedia lahan kosong jangan biarkan terbengkalai, tanamlah kelapa, karena pohon kelapa punya ekonomis yang tinggi.
#Gratieks
#LaporKarantina??
#KarantinaPertanianTanjungpinang