Tanjungpinang (16/03)– Geliat ekspor komoditas pertanian Propinsi Kepulauan Riau (Kepri) terus mengalami pertumbuhan, hal ini dapat dilihat pada grafik ekspor yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri. Komoditas pertanian mengalami peningkatan sebesar 26,38% pada Triwulan I 2021 dibandingkan periode yang sama 2020. Terjadinya peningkatan ekspor ini menunjukkan komoditas pertanian memiliki potensi yang bagus untuk terus dikembangkan dan merupakan bidang usaha yang tidak begitu terpengaruh ditengah pandemi.
Karantina Pertanian Tanjungpinang mencatat, peningkatan ekspor komoditas pertanian dapat dilihat dari berbagai indikator, diantaranya adalah semakin beragamnya komoditas yang diekspor, bertambahnya negara tujuan ekspor, bertambahnya jumlah eksportir dan meningkatnya frekuensi maupun volume ekspor. Pada triwulan I 2020 jumlah eksportir ada 5 pengguna jasa, jumlah ragam komoditas ekspor ada 5 jenis, frekuensi ekspor ada 123 kali, volume ekspor 5 juta ton dan 70.900 ekor. Sementara di tahun ini pada periode tersebut, jumlah eksportir menjadi 6 pengguna jasa, jumlah ragam komoditas ekspor ada 9 jenis, frekuensi ekspor ada 134 kali, volume ekspor 5,3 juta ton dan 84,325 ekor.
Pada Triwulan I 2021 menunjukkan peningkatan terjadi diseluruh indikator ekspor, nilai ekonomi sertifikasi ekspor komoditas pertanian pada Triwulan I Tahun 2021 tercatat mencapai Rp340.800 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 6.92% dibandingkan capaian Triwulan I Tahun 2020 yang hanya sebesar Rp318.714 miliar.
Peningkatan ekspor komoditas pertanian tersebut berasal dari sektor perkebunan, hortikultura maupun peternakan. Komoditas unggulan berupa babi potong, karet lempengan, santan, tepung kelapa terus berjalan ekspornya dan terus didorong untuk semakin meningkatkan produksi, meningkatkan ekspor dan menemukan pasar baru ke berbagai negara tujuan. Terdapat beberapa komoditas baru yang patut menjadi perhatian untuk dapat terus didorong peningkatan ekspornya seperti komoditas daun sirsak, daun pepaya, bunga kelor dan kunyit yang merupakan bahan baku jamu-jamuan atau produk herbal.
“Karantina Pertanian Tanjungpinang terus berupaya menggali segala potensi ekspor komoditas pertanian, bersinergi bersama pemerintah daerah untuk mensukseskan program gerakan tiga kali lipat ekspor (Gratieks) yang dicanangkan oleh Pak Mentan”, ujar Raden, Kepala Karantina Pertanian Tanjungpinang.
SobatQ, kebutuhan pangan tidak dapat dielakkan disituasi apa pun. Mari terus semangat menanam, berinovasi mengolah komoditas pertanian dan memasarkan komoditas pertanian dengan teknologi digital. Karantina Pertanian Tanjungpinang memberi pelayanan ‘karpet merah’ untuk komoditas ekspor, manfaatkan Klinik Ekspor untuk berkonsultasi.